Viral Video Polisi Tegur Pengendara Sepeda Motor Bonceng 3 dengan Pintu Truk, Netizen: Itu Mau Negur Apa Nyelakain?
Sragen, Jawa Tengah – Sebuah rekaman video yang memperlihatkan aksi polisi menegur pengendara sepeda motor dengan cara yang tak biasa viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dan menyebar luas setelah diunggah melalui akun Instagram Undercover ID pada Sabtu, 6 Juli 2024.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pengendara sepeda motor matic yang berboncengan tiga orang sedang melaju di jalan. Ketiga orang tersebut mengenakan pakaian dan atribut dari satu perguruan silat. Tanpa mereka sadari, di belakang mereka terdapat sebuah truk polisi yang kebetulan melintas di jalan yang sama.
Karena dinilai membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya, polisi memutuskan untuk memberikan teguran. Namun, teguran yang diberikan tampak tidak biasa. Salah satu penumpang truk polisi tersebut membuka pintu sebelah kiri truk dan menyenggol bagian belakang sepeda motor yang berboncengan tiga itu. Akibatnya, motor tersebut terdorong ke depan dan pengemudi terpaksa menepikan kendaraannya.
Pengendara sepeda motor tampak terkejut setelah menyadari bahwa yang menyenggol mereka adalah truk polisi. Aksi teguran dengan cara menyenggol menggunakan pintu truk ini menuai pro dan kontra di kalangan warganet.
“Warganet mengungkapkan berbagai pendapat mengenai aksi ini. Tanpa membenarkan tindakan pengendara sepeda motor yang berboncengan melebihi kapasitas, banyak yang khawatir bahwa teguran dengan cara seperti itu bisa membahayakan keselamatan pengendara sepeda motor.”
“Salah satu warganet berkomentar, ‘Itu mau negur apa nyelakain? Lucu itu bukan teguran kalau laka dari motor gimana?'”
“Komentar lain menambahkan, ‘Minimal kalau edukasi kasih yang bagus, minimal serempet pakai mobil b truk itu.'”
Meskipun tindakan pengendara sepeda motor yang berboncengan tiga orang jelas melanggar aturan dan membahayakan, metode teguran yang dilakukan polisi dengan menggunakan pintu truk ini menjadi perdebatan. Banyak yang menganggap cara tersebut berisiko tinggi dan bukanlah cara yang tepat untuk memberikan teguran.
Polisi diharapkan dapat mencari metode yang lebih aman dan edukatif dalam menegur pelanggaran lalu lintas seperti ini, sehingga tujuan untuk menjaga keselamatan di jalan tetap tercapai tanpa menimbulkan risiko tambahan bagi pengendara.