News

Longsor di Tambang Suwawa, Gorontalo: 33 Korban, 8 Meninggal Dunia

Demaknews.id-Sebuah bencana longsor terjadi di tambang emas Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, yang mengakibatkan 33 orang menjadi korban. Tim gabungan dari Kantor Pertolongan dan Pencarian (KPP) serta Polda Gorontalo telah berhasil mengevakuasi sebagian korban, dengan 8 orang dinyatakan meninggal dunia dan 20 lainnya masih dalam pencarian.

Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo, Heriyanto, proses evakuasi korban dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat medan yang sulit dilalui. “Untuk korban yang berhasil dievakuasi sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara,” ujar Heriyanto kepada wartawan pada Senin (8/7/2024) pagi. Ia juga menambahkan bahwa korban yang selamat segera mendapatkan perawatan medis di rumah sakit terdekat.

Dari data yang dihimpun, berikut adalah identitas korban yang ditemukan meninggal dunia:

  1. Fatma Apita (40 tahun), seorang IRT asal Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur.
  2. Dewa Saputra Kunye (4 tahun), warga Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur.
  3. Samsiar Buhungo (48 tahun), warga Desa Monano, Kecamatan Bone.
  4. Alfin Manege (17 tahun), berasal dari Dumoga 4, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
  5. Lukman (umur tidak diketahui), dari Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow.
  6. Alfian Mamonto (28 tahun), warga Kotamobagu.
  7. Rahmad Nurhamidi (21 tahun), dari Desa Duloduo, Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow.
  8. Rina Mohammad (50 tahun), dari Desa Tuloa, Kecamatan Bulango Utara.

Selain itu, beberapa korban selamat mengalami luka-luka, dengan rincian sebagai berikut:

  1. Yamin Juna (29 tahun), mengalami luka di pipi dekat telinga kanan dan sakit pada bagian pinggang.
  2. Alfian Maulana (25 tahun), mengalami luka-luka.
  3. Faren Aditya Sampul (28 tahun), mengalami luka-luka.
  4. Irman Monu (42 tahun), selamat tanpa luka serius.
  5. Satria Rahim (50 tahun), mengalami patah tulang belakang.

Heriyanto menjelaskan bahwa medan di lokasi tambang cukup sulit dilalui kendaraan, sehingga petugas harus berjalan kaki sejauh 23,7 kilometer dari posko pertama untuk mencapai lokasi bencana. Posko dan papan informasi telah didirikan di Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur, untuk mempermudah keluarga korban melaporkan anggota keluarga yang hilang atau terdampak.

Pemerintah setempat juga telah memberikan bantuan dan dukungan kepada keluarga korban serta terus berkoordinasi dengan tim gabungan untuk memastikan proses pencarian dan evakuasi berjalan lancar. “Medan yang sulit menjadi tantangan tersendiri bagi petugas, namun kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban yang masih hilang,” tambah Heriyanto.

Sampai saat ini, upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan di area pertambangan emas Desa Tulabolo Timur, dengan harapan dapat menemukan korban yang belum ditemukan. Bencana ini mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan persiapan yang matang dalam setiap kegiatan penambangan, terutama di daerah yang rawan bencana seperti ini.

Mari kita doakan agar korban yang hilang dapat segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button